INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
A. PENGERTIAN INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
a. Pengertian Individu
Individu berasal dari kata individum (Latin), Yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
– Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
– Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
–Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
– Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat
b. Pengertian Keluarga
Menurut Paul B Houton dan Chester L Hunt (1987:267) istilah keluarga adalah sebagai berikut :
- Suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama
- Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah atau perkawinan
- Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak
- Pasangan tanpa nikah yang mempunyai anak
- Satu orang dengan beberapa anak.
Sedangkan menurut Burgess dan Lock keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama dibawah satu atap dan merupakan susunan satu rumah tangga, kadang-kadang seperti masa lampau rumah tangga adalah keluarga luas, meliputi didalamnya empat sampai lima generasi.
c. Pengertian Masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia.
– Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
– Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
– Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
– Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
B. PENGGOLONGAN MASYARAKAT
1. Golongan Masyarakat tradisional
– Perekonomian : Ditinjau dari segi ekonomi, masyarakat tradisionat rata-rata termasuk ke dalam ekonomi kelas menengah ke bawah / golongan ekonomi rendah karena mata pencaharian masyarakat tradisional yaitu mengolah alam seperti bertani, berkebun, berladang, beternak, sehingga penghasilannya pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja. Cara berusaha (ekonomi) pada masyarakat tradisional adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam.
– Pembagian kerja : dalam pembagian kerja padamasyarakat tradisional dilakukan secara bersama- sama/ gotong royong, karena masyarakat tradisional sangat menjunjung tinggi rasa kebersamaaan. Pola pembagian kerjanya cenderung dibedakan dan pembagian kerja dibedakan menurut jenis kelamin dan lapangan pekerjaannya masih kurang.
– System pelapisan sosial : Pada masyarakat tradisionai sangat menonjolkan kedudukan. Sehingga semakin tinggi kedudukan seseorang/lapisan sosial maka akan semakin dihormati oleh masyarakat di sekitarnya. pada masyarakat trdisional pelapisan sosialnya terjadi dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang pada suatu strata tentu terjadi secara otomatis, misalnya karena usia yang tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih , atau kerabat pembuka tanah, seseorang memiliki bakat seni atau sakti.
– Mobilitas Sosial : mobilitas sosoial masyarakat tradisional terbatas dan kelompok local yang stabil. Mobilitas/ perpindahan dari desa ke kota lebih banyak. Masyarakat tradisional tempat tinggalnya bisa berpindah- pindah sesuai dengan persediaan makanan atau hewan buruan.
– Tingkat Pendidikan : Masyarakat tradisional rata- rata memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dibandingkan masyarakat modern. Biaya pendidikan yang dianggap mahal oleh masyarakat tradisional sehingga mereka berasumsi bahwa daripada melanjutkan pendidikan yang membutuhkan biaya mahal lebih baik bekerja karena dapat menghasilkan uang urituk memenuhi kebutuhan hidup. Tingkat pendididkan di desa masih kurang atau tertinggal, seperti pada fasilitas yang ada di sekolah, perlengkapan belajar mengajar juga masih kurang lengkap.
– Sistem Komunikasi : masyarakat tradisional terbatas dibandingkan masyarakat modern. Masyarakat tradisional biasanya kurang mengikuti perkembangan teknologi dibanding masyarakat modern.
– Nilai Budaya : Masyarakat tradisional memiliki nilai budaya yang lebih kental dalam arti lebih sering digunakan dibandingkan masyarakat modern. Masyarakat tradisional senantiasa menggunakan nilai-nilai budaya yang ada untuk pedoman dalam berperilaku. Biasanya nilai- nilai budaya yang ada pada masyarakat tradisional sifatnya tidak tertulis.
– Sistem kepemimpinan : Pada masyarakat tradisional mem’iiiki sistem kepemimpinan yang kurang maju/ terbatas dibandingkan dengan masyarakat modern yang lebih maju. Masyarakat tradisiona! biasanya menentukan suatu pemimpin berdasarkan strata sosial,
– Penerapan Tekonologi : Masyarakat tradisional dalam penerapan teknologi sangat terbatas dibandingkan masyarakat modern. Masyarakat tradisiona! cenderung kurang mengikuti perkembangan teknologi karena bagi mereka teknologi kurang menunjang dan bukan prioritas utama dalam kebutuhan hidup mereka.
– Pola Hubungan Sosial / Interaksi Sosial : Pola hubungan sosiat pada masyarakat tradisiona! sangat terasa sekali dibandingkan masyarakat modern karena masyarakat tradisional senantiasa bergotong royong dalam segala hal
2. Golongan Masyarakat Modern
– Perekonomian : Perekonomian pada masyarakat taradisional rata- rata termasuk ke dalam golongan sedang hingga ketas menengah atas karena mata pencaharian mereka yang rata- rata sesuai dengan perkembangan zaman dan menunjang pembangunan negara seperti dokter, arsitek, pegawai, bisnis dll.
– Pembagian kerja : Pada masyarakat modern, sistem pembagian kerja bersifat individulistik karena masyarakat modern cenderung untuk mementingkan diri sendiri daripada kepentingan bersama. Pada masyarakat modern terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan dan terpisah dari pengaruh struktur sosial lainnya.
– System pelapisan sosial : Masyarakat modern dilihat dari prestasinya. Semakin tinggi prestasi orangtersebut maka peranan orangtersebut dalam masyarakat semakin tinggi. Pada masyarakat modern lapisan sosialnya di tentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan pada seseorang .
– Mobilitas Sosial : Mobilitas sosial masyarakat modern tinggi dalam arti luas. Penduduk kota lebih dinamis dan mobilitasnya cukup tinggi.
– Tingkat Pendidikan : Pada masyarakat modern yang sangat memprioritaskan pendidikan, karena bagi mereka pendidikan merupakan bekal untuk masa depan yang lebih baik.
– Sistem Komunikasi : pada masyarakat modern system komunikasinya sudah maju, terutama alat komunikasinya bermacam macam dan canggih. Masyarakat modern sendiri sangat mengikuti perkembangan kemajuan teknologi segingga dapat melakukan komunikasi dengan mudah.
– Nilai Budaya : Pada masyarakat modern lebih cenderung menggunakan norma / aturan sebagai pedoman dalam berperilaku. Pada masyarakat modern dianggap mempunyai ingkatt kebudayaan yang tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam orang.
– Sistem kepemimpinan : Pada masyarakat modern system kepemimpinan di anggap sangatlah penting , karena masyarakat berlombah – lombah untuk menjadi seorang pemimpin untuk memperoleh stats yang tinggi sehingga pemimpin di anggap sangatlah tinggi dan penting.
– Penerapan Tekonologi : TradisionalLain halnya dengan masyarakat modern yang hidupnya sangat tergantung pada teknologi sehingga sangat mengikuti perkembangan teknologi untuk menunjang hidupnya.
– Pola Hubungan Sosial / Interaksi Sosial masyarakat modern : Pola hubungan sosiat kurang terlaksana dengan baik karena masyarakat yang individualistic.
C. PERBEDAAN MASYARAKAT NON INDUSTRI DAN INDUSTRI
1. Masyarakat non Industri.
Secara garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi gua golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder.
– kelompok primer. Dalam kelompok primer, interaksi antar anggotanya terjadi lebih intensif, lebih erat, lebi akrab. Kelompok ini disebut juga kelompok face to face group.Sifag interaksi bercirak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok ini dititik berakan pada kesadaran, tanggungjawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela.
– kelompok sekunder. Dalam kelompok sekunder terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja atas dasar kemampuan / keahlian tertentu, disamping dituntut target dan tujuan tertentu yang telah ditentukan.
2. Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
D. HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
- Hubungan individu dengan dirinya sendiri
Hubungan individu dengan diri sendiri terdapat 3 sistem kepribadian, yaitu ID ( ES ), EGO dan SUPER EGO. Jika EGO gagal menjaga keseimbangan antara dorongan dari ID dan larangan dari SUPER EGO maka individu akan mengalami konflik batin terus – menerus.
- Hubungan individu dengan keluarga
Hubungan individu dengan keluarga terdiri dari hubungan biologis, psikologis dan social.
- Hubungan individu dengan lembaga
Hubungan individu dengan lembaga terdiri dari nilai – nilai dan norma – norma.
- Hubungan individu dengan komunitas
Hubungan individu dengan komunitas atau sosialisasi terdiri dari penyebaran nilai dan budaya.
- Hubungan individu dengan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat sebagai lingkungan makro terdiri dari sifat – sifat makro ( mencakup komunitas, keluarga, lembaga dan individu ), lebih bersifat abstraksi.
- Hubungan individu dengan nasion atau jiwanya
Nasion adalah suatu jiwa, asas spiritual dan solidaritas yang terbentuk oleh perasaan. Hubungan individu dan nasionnya itu sendiri merupakan posisi dan peranan yang ada pada diri sendiri.
E. URBANISASI
1. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya. Tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
2. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
– Kehidupan kota yang lebih modern
– Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
– Banyak lapangan pekerjaan di kota
– Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
3. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
– Lahan pertanian semakin sempit
– Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
– Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
– Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
-Diusir dari desa asal
– Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
4. Keuntungan Urbanisasi
– Memoderenisasikan warga desa
– Menambah pengetahuan warga desa
– Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
– Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
5. Akibat urbanisasi
– Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota
– Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
– Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
– Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal
sumber : -http://unsilster.com/2012/04/pengertian-keluarga-dan-fungsi-keluarga/
-http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia
-http://harrybudianto.wordpress.com/2011/10/20/tugas-isd-bab-iii/
-http://imranuad.wordpress.com/2011/05/19/123/
-http://cahyamenethil.wordpress.com/2010/10/14/individu-keluarga-masyarakat/
-http://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi