Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin
Topik Makalah/Tulisan
KEBUDAYAAN
MEDIA SILATURRAHIM
Kelas : 1-IA22
Tanggal Penyerahan Makalah : 27 Juni 2013
Tanggal Upload Makalah : 28 Juni 2013
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain. Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
P e n y u s u n
N P M |
Nama Lengkap |
Tanda Tangan |
51412649 |
Dadang Daelimi |
|
Program Sarjana Teknik Informatika
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunianya atas selesainya makalah keempat pada mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang berjudul “ Kebudayaan
Media Siraturrahim”. Mencoba untuk memberikan penjelasan dan pegangan yang jelas, mudah dan ringkas, guna untuk mempermudah pembaca(mahasiswa/mahasiswi) memahami dan mengerti dalam membentuk perilaku berbudaya. Semoga dengan adanya makalah ini, pembaca (mahasiswa/mahasiswi) menjadi lebih memahami tentang perilaku berbudaya didalam lingkungan masyarakat agar menjaga hhubungan persodaraan diantara sesama. Ucapan terima kasih tak luput diucapkan kepada dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yaitu Bapak Burhan Amin yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu saya berharap kritik dan saran yang membangun untuk ke depannya agar sayadapat lebih baik lagi dalam mengerjakan makalah berikutnya.
Dengan ini, untuk para pembaca bisa memahami isi dari makalah ini, selamat membaca dan semoga bisa memanfaatkan makalah ini didalam kehidupan sehari-hari.
Jakarta, 26 April 2013
Dadang Daelimi
DAFTAR ISI
Pernyataan ………………………………………………………………………. 1
Kata Pengantar …………………………………………………………… 2
Daftar Isi ……………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 4
1. Latar Belakang …………………………………………………………… 4
2. Tujuan ……………………………………………………………………….. 6
3. Sasaran ………………………………………………………………………. 6
BAB II PERMASALAHAN ……………………………………………… 7
1. Kekuatan ……………………………………………………………………….. 9
2.Kelemahan ……………………………………………………………………….. 9
3.Peluang ………………………………………………………………………. 10
4.Tantangan ………………………………………………………………………. 11
BAB IIIKESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 12
Rekomendasi ……………………………………………………………………….. 12
REFERENSI …………………………………………………………………………… 14
BAB 1 PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan banyaknya pulau tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat banyak sekali. Perkembangan budaya Indonesia telah dimulai sejak nenek moyang kita terdahulu. Namun, beberapa tahun kebelakangan ini kebudayaan di Indonesia berada dalam masa yang mengecewakan dimana banyak budaya kita yang lepas dari genggaman kita.
Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan budaya indonesia selalu dalam kondisi yang naik dan turun. Pada awalnya, Indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia mengalami masa penurunan terhadapa sosialisasi budaya bangsa sehingga penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern.
Hal ini yang menyebabkan kebudayaan bangsa Indonesia banyak yang diambil oleh pihak lain, berikut merupakan data beberapa budaya Indonesia yang diklaim oleh pihak lain: batik dari Jawa oleh Adidas, Naskah kuno dari Riau oleh pemerintah Malaysia, Naskah kuno dari Sumatera barat oleh pemerintah Malaysia, Naskah kuno dari Sulawesi selatan oleh pemerintah Malaysia, Naskah kuno dari Sulawesi Tenggara oleh pemerintah Malaysia, rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia, Sambal bajak dari Jawa tengah oleh oknum WN Belanda, Sambal petai dari Riau oleh oknum WN Belanda, tempe dari Jawa oleh beberapa perusahaan asing, lagu rasa sayange dari Maluku oleh pemerintah Malaysia, Tari reog ponorogo dari Jawa Timur oleh pemerintah Malaysia, Lagu soleram dari Riau oleh pemerintah Malaysia, Lagu injit-injit semut dari Jambi oleh pemerintah Malaysia, Alat musik gamelan dari Jawa oleh pemerintah Malaysia, Tari kuda lumping dari Jawa Timur oleh pemerintah Malaysia, tari piring dari Sumatera barat oleh pemerintah Malaysia, Lagu kakak tua dari Maluku oleh pemerintah Malaysia, Lagu anak kambing saya dari Nusa Tenggara oleh pemerintah Malaysia, Kursi taman dengan ornamen ukir khas Jepara Jawa Tengah oleh oknum WN Perancis, Pigura dengan ornamen ukir khas Jepara dari jawa Tengan oleh oknum WN Inggris, Motif batik perang dari Yogyakarta oleh pemerintah Malaysia, Desain kerajinan perak desak Suwarti dari Bali oleh oknum WN Amerika, Produk berbahan rempah-rempah dan tanaman obat asli Indonesia oleh Shiseido Co. Ltd, Badik tumbuk lada oleh pemerintah Malaysia, kopi gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda, kopi toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang, Musik indang sungai garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia, Kain ulos oleh Malaysia, alat musik angklung oleh pemerintah Malaysia, Lagu jali-jali oleh pemerintah Malaysia, dan tari pendet dari Bali oleh pemerintah Malaysia.
Melihat data yang ada diatas kita seharusnya merasa miris melihatnya, karena begitu banyak budaya kita yang diklaim oleh pihak lain. Masyarakat Indonesia sendiri kurang memperhatikan bagian dari budaya Indonesia. dan diharapkan untuk masyarakat Indonesia lebih memperhatikan bagian dari peninggalan budaya Indonesia. dan sekarang akan diupayakan oleh pemerintah agar mendidik anak-anak muda untuk perduli terhadap hal tersebut, dan lebih mengenalkan dari dini sikap akan pentingnya pengetahuan budaya Indonesia.
2. TUJUAN
- Mendeskripsikan kebudayaan sebagai penghubung antar umat beragama.
- Mendeskripsikan pengaruh kebudayaan untuk hubungan antar manusia.
- Membahas mengenai kondisi silaturahim di Indonesia.
- Memenuhi Tugas Matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
3. SASARAN
Semoga dengan adanya makalah ini, khususnya mahasiswa/mahasiswi yang membacanya dapat memahami dan mengerti dalam membentuk perilaku berbudaya sesuai dengan norma dan adat istiadat, sehingga terciptalah individu yang berbudaya dan menjadi lebih memahami tentang perilaku berbudaya untuk menciptakan hubungan baik antar manuisa.
BAB 2 PEMBAHASAN
Kebudayaan adalah salah satu istilah teoritis dalam ilmu-ilmu sosial. Secara umum, kebudayaan diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna ini kontras dengan pengertian kebudayaan sehari-hari yang hanya merujuk pada bagian tertentu warisan sosial, yakni tradisi sopan santun dan kesenian. Istilah kebudayaan ini berasal dari bahasa latin Cultura dari kata dasar colere yang berarti berkembang atau tumbuh.
Dalam ilmu-ilmu sosial istilah kebudayaan sesungguhnya memiliki makna bervariasi yang sebagian diantaranya bersumber dari keragaman model yang mencoba menjelaskan hubungan antara individu, masyarakat, dan kebudayaan.
Setiap individu menjalankan kegiatan dan menganut keyakinannya sesuai dengan warisan sosial atau kebudayaannya. Hal ini bukan semata-mata karena adanya sanksi tersebut, atau karena mereka merasa menemukan unsur-unsur motivasional dan emosional yang memuaskan dengan menekuni kegiatan-kegiatan dan keyakinan cultural tersebut.
Dalam rumusan ini , istilah warisan sosial disamakan dengan istilah kebudayaan. Lebih jauh, model tersebut menyatakan bahwa kebudayaan atau warisan sosial lebih adaptif baik secara sosial maupun individual, mudah dipelajari, mampu bertahan dalam waktu lama, normative dan mampu menimbulkan motivasi. Namun tinjauan empiris terhadapnya memunculkan definisi terbaru tentang kebudayaan seperti yang diberikan EB Taylor, “Kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adab, serta kemampuan dan kebisaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”
Consensus yang kini dianut oleh para ilmuwan sosial masih menyisihkan aspek emosional dan motivasional dari istilah kebudayaan, dan mereka tetap terfokus maknanya sebagai himpunan pengetahuan, pemahaman atau proposisi. Namun mereka mengakui bahwa, sebagian proposisikultural membangkitkan emosi dan motivasi yang kuat. Dalam kasus ini proposisi tersebut dikatakan telah terinternalisasi.
Komponen utama kebudayaan :
- Individu
- Masyarakat
- alam
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekuatan alam, maupun yang bersumber dari persaingan manusia itu sendiri untuk mempertahankan kehidupannya. Manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan baik dibidang materiil maupun spiritual. Kebutuhan-kebutuhan tersebut diatas, untuk sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber dari masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat menghasikan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama melindungi masyarakat terhadap lingkungan. Pada masyarakat yang taraf kebudayaannya lebih tinggi, teknologi memungkinkan untuk pemanfaatan hasil alam bahkan munghkin untuk menguasai alam. Di sisi lain karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai-nilai sosial yang sangat perlu untuk mengadakan tata tertib dalam pergaulan masyarakatnya.
Kebudayaan berguna bagi manusia untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan antar manusia, dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia. Kebudayaan akan mendasari, mendukung, dan mengisi masyarakat dengan nilai-nilai hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan serta membawa masyarakat kepada taraf hidup tertentu yaitu hidup yang lebih baik, manusiawi, dan berperi-kemanusiaan.
Analisis permaslahan “ Kebudayaan Media Silaturahim “ dengan memerhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal diliat menggunakan metode SWOT :
1. Kekuatan (Strength)
- Dapat membangun citra yang baik dan positif dalam bermasyarakat. Dengan perilaku individu yang baik, Maka ia akan mendapat pandangan positif dari masyarakat dimana ia mensosialisasikan dirinya dalam suatu lingkungan tempat ia berada.
- Memberikan contoh dan mampu mengajak secara halus untuk menimbulkan sikap dan nilai yang baik. Dengan bersikap dan memiliki tata nilai yang baik, secara tidak langsung masyarakat lain akan mengikuti apa yang dilakukan kita. Maka hubungan baik antar manusia pun dapat terjaga.
- Mampu menjalin hubungan dan melakukan kegiatan social yang positif. Setiap individu yang memiliki nilai social baik, Maka akan memiliki hubungan yang baik pula dengan masyarakat lain, mudah disukai dan dicintai orang lain, dan jika suatu kumpulan masyarakat positif bergabung, maka mereka akan melakukan kegiatan-kegiatan positif guna menambah suatu hal yang bermanfaat untuk orang lain.
- Semakin berkembangnya budaya dalam lingkup masyarakat yang positif. Jika seluruh masyarakat yang terdiri dari individu-individu kreatif dan terbuka, serta mampu menerima budaya lain, maka semakin berkembangnya dan tidak ketinggalan jaman. Mampu mengembangkan sesuatu hal yang baru yang dapat dimanfaatkan sebagai wadah berkumpulnya masyarakat untuk melakukan kegiatan positif bersama-sama.
2. Kelemahan (Weakness)
- Rasa tinggi hati yang suatu saat dapat timbul. Individu yang mampu menghasilkan dan memberikan sumbangsih yang baik, bisa saja akan merasa tersanjung yang berlebihan. Dan sesuatu yang baik itu lama-lama akan menghilang dan akan digantikan oleh sifat yang buruk.
- Semakin tertinggalnya budaya yang dimiliki oleh masing-masing individu dan keluarga. Sikap individu yang mampu terbuka dan menerima budaya lain masuk kedalam kehidupan bermasyarakat, lambat laun akan menghapus budaya yang dimiliki mereka pada dasarnya. Karena menganggap budaya tidaklah menjadi penghalang untuk mereka bermasyarakat, dan pada akhirnya mereka malah melupakan kebudayaan mereka sendiri.
- Menimbulkan kecemburuan diantara individu yang lain. Ada kalanya setiap individu tidak mau menerima orang lain lebih bagus dari dirinya. Maka dari itu, kita harus memperhatikan lingkungan sekitar. Dan biasakan untuk mengambil keputusan bersama. Jangan sekali-sekali memanfaatkan sanjungan dari orang lain untuk menunjukkan suatu kelebihan kita.
- Kurangnya apresiasi dari seluruh masyarakat. Tidak semua masyarakat / individu mau ikut serta dalam sekumpulan masyarakat. Ada saja kendala mereka untuk ikut berpartisipasi. Untuk itu, setiap individu harus mempunyai strategi bagaimana agar individu lain ikut berpartisipasi.
3. Peluang (Opportunity)
- Membiasakan sejak kecil menjadi individu yang berbudi baik. Dalam keluarga, biasakan memberikan contoh kepada anggota keluarga untuk bersikap dan bersifat baik. Dalam masyarakat bersikap ramah terhadap orang lain agar tidak menimbulkan perselisihan, sehingga dengan sendirinya akan menciptakan nilai yang baik pula.
- Menunjukkan sesuatu yang baik yang dibiasakan sejak dini dari diri kita sendiri. Berperilakulah yang baik, agar masyarakat dapat menilai baik sifat-sifat yang kita miliki, sehingga mereka juga akan mengikuti jejak kita yang baik. Bukan berarti harus sombong, tetapi rendah hati.
- Melakukan penyuluhan tentang apa pentingnya nilai-nilai dalam bermasyarakat. Mungkin saja, tidak keikut sertaannya individu lain dalam bermasyarakat karena kurangnya pengetahuan tentang nilai-nilai yang harus terwujud dalam setiap keluarga dan masyarakat. Untuk itu perlu diberikan penjelasan kepada individu dan keluarga lain, mungkin saja mereka akan ikut berpastisipasi dalam menciptakan tata nilai yang baik dalam masyarakat, sehingga citra masing-masing individu juga akan ikut baik.
- Mengembangkan kebudayaan-kebudayaan yang ada dalam masing-masing individu dan keluarga. Dengan adanya beragam kebudayaan, dapat dilihat sisi baik dan sisi buruk, mana yang pantas dan tidak pantas dikembangkan untuk anggota masyarakat dan keluarga yang masih kecil sehingga tidak perlu mereka tiru. Diharapkan pada setiap keluarga harus selektif dalam memilah kebudayaan yang baik dan yang buruk. Bukan menghindarkan, tetapi diberi pengertian bahwa budaya yang tidak baik itu seperti apa dan tidak patut dicontoh.
4. Tantangan / Hambatan
- Perbedaan sifat dan sikap serta latar belakang seseorang. Setiap orang tentunya mempunyai cara yang berbeda dalam membentuk kepribadiannya sendiri. Perbedaan itu yang terkadang menjadi hambatan dalam menciptakan tata nilai dan citra yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.
- Kecemburuan social yang dimiliki oleh individu. Dengan adanya sikap yang berlebih dari seseorang individu dan keluarga, akan timbul kecemburuan dan merasa ingin lebih dari apa yang dilakukan individu lain sekarang ini.
- Tidak mengertinya Mengenai nilai-nilai dan norma-norma. Kurangnya tata nilai yang diciptakan juga karena individu yang berasal dari suatu keluarga belum mampu menerapkan dan juga belum mengetahui apa itu nilai-nilai dan norma-normayang harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
- Kurang terbukanya dengan kebudayaan yang berbeda. Masih memiliki sikap egois dengan menganggap kebudayaan sendiri lebih baik dari orang lain, dapat menyebabkan nilai dan citra individu dan kelompok menjadi tidak baik, sete bias saja menimbulkan perselisihan atau konflik.
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. KESIMPULAN
Sebagai manusia harus membentuk perilaku berbudaya dengan sebaik mungkin, karena kebudayaan akan mencerminkan tindakan serta perilaku masyarakat yang bersangkutan dalam budaya tersebut. Sebaiknya setiap manusia menerapkan ilmu budaya didalam kehidupan sehari-hari sehingga tercipta keharmonisan interaksi dengan masyarakat lain. Adapun kita harus memilah bahkan memilih budaya yang positif sebagai media silaturahim antar individu di suatu wilayah, supaya terjaga hubungan baik dan tidak terjadi perselisihan antar individu ataupun antar kelompok.
2. REKOMENDASI
- Mampu menjalin hubungan dan melakukan kegiatan social yang positif. Setiap individu yang memiliki nilai social baik, Maka akan memiliki hubungan yang baik pula dengan masyarakat lain, mudah disukai dan dicintai orang lain, dan jika suatu kumpulan masyarakat positif bergabung, maka mereka akan melakukan kegiatan-kegiatan positif guna menambah suatu hal yang bermanfaat untuk orang lain.
- Menimbulkan kecemburuan diantara individu yang lain. Ada kalanya setiap individu tidak mau menerima orang lain lebih bagus dari dirinya. Maka dari itu, kita harus memperhatikan lingkungan sekitar. Dan biasakan untuk mengambil keputusan bersama. Jangan sekali-sekali memanfaatkan sanjungan dari orang lain untuk menunjukkan suatu kelebihan kita.
- Melakukan penyuluhan tentang apa pentingnya nilai-nilai dalam bermasyarakat. Mungkin saja, tidak keikut sertaannya individu lain dalam bermasyarakat karena kurangnya pengetahuan tentang nilai-nilai yang harus terwujud dalam setiap keluarga dan masyarakat. Untuk itu perlu diberikan penjelasan kepada individu dan keluarga lain, mungkin saja mereka akan ikut berpastisipasi dalam menciptakan tata nilai yang baik dalam masyarakat, sehingga citra masing-masing individu juga akan ikut baik.
- Kecemburuan social yang dimiliki oleh individu. Dengan adanya sikap yang berlebih dari seseorang individu dan keluarga, akan timbul kecemburuan dan merasa ingin lebih dari apa yang dilakukan individu lain sekarang ini.
REFERENSI
http://aurellyreresaputra.blogspot.com/2013/06/contoh-makalah-tentang-budaya.html
http://metrobali.com/2013/01/12/kearifan-budaya-lokal-dan-umkm-di-bali/
http://nenielse99.wordpress.com/2011/09/27/kearifan-lokal-budaya-bali/
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
Kerropii.wordpress.com/2012/03/25/manusia-dan-kebudayaan/
Pristality.wordpress.com/2012/01/14/nilai-dan-norma/
Blog.elearning.unesa.ac.id/tag/pengertian-tata-nilai/
Windyhm.tripod.com/ukuran.html